Selesai Baca Empat Seri Eragon

Walau banyak yang bilang film Eragon tidak sebagus Harry Potter (bahkan bisa dibilang jelek *sign*) tapi dari filmnya itu justru q tertarik membaca buku Eragon, apalagi filmnya hanya menceritakan satu buku jadi masih ngambang, rasanya gak puas deh klo gak tau endingnya...

Bingung mau beli g ada duit padahal pingin banget, akhirnya search d internet and nemu ebooknya... walau tidak sekaligus dapat semua serinya tapi alhamdulillah setelah muter-muter sana sini dapat juga seri 1-3.



Baca ulang dari buku seri 1-2-3 lumayan lama karena bukunya emang tuebellll (bisa dipake bt bantalan *tuing*). Kesannya seru juga walau banyak detail yang muncul plus nama-nama dengan bahasa asing yang sering bikin q lupa tapi secara keseluruhan buku ini mengasikkan...

Berhubung q bukan pembaca yang kritis mengamati dan menilai jadi q tidak bisa memberi kritik dan review macam-macam, buat q yang penting buku ini sudah menyajikan petualangan, intik, perjuangan, kisah yang seru, q rasa sudah cukup untuk memasukkan buku ini dalam kategori bagus kekekekekek....

Tapi sempat sedih pada saat baca buku ke 3 cz hasil downloadannya tidak lengkap, kurang dikitttttttttt lagi... beruntung dapat pinjaman dari teman kantor... walau kasihan juga uda bawain buku berat-berat tapi q hanya baca beberapa lembar terakhir

Setelah itu galau lagi belum nemu buku ke 4... alhmadulillah teman q juga punya buku ke 4 jadi langsung q pinjam lagi... kali ini gak sia-sia kok bawain bukunya cz q memang belum baca sama sekali, tapi berhubung teman q ini mau resign (tgl 11 Des 2012) q cuma punya waktu 1 minggu buat menyelesaikan membaca 906 halaman *mewek*. Kalau dulu jaman belum kuliah gak ada kerjaan, gak ada yang harus diurusin selain diri sendiri paling 2-3 hari sudah beres tapi sekarang harus membagi waktu antara kerjaan kantor-kerjaan rumah-ngurus suami-ngurus anak, dikasih waktu 1 minggu termasuk mepetttt pake banget...

Akhirnya setelah ngebut baca tiap ada waktu kosong, pada hari ke 5 q sudah selesai baca *yeaahhhhh*

Sebenarnya teman q resign lebih cepat dari rencana semula (jadi 04 Des 2012), tapi karena q masih belum selesai (padahal tinggal dikit lagi) dia belum minta buat dibalikin, apalagi dia memang mau datang lagi ke kantor buat ambil vaklaringnya jadi nanti klo ketemu lagi baru deh q balikin...

Huah puas deh rasanya bisa menamatkan satu seri buku ini... Tidak seperti buku lain yang habis pada saat penjahatnya sudah kalah, buku terakhir ini masih menceritakan kejadian-kejadian setelah sang penjahat mati... tentang bagaimana kerajaan yang baru mengatur kekacauan yang terjadi setelah perang dan perubahan-perubahan yang terjadi setelahnya walau menurutku sedikit sad-ending...

Buku ke 4 (Buku Pinjaman wkwkwkw )
Sinopsis Eragon (kali2 aja ada yang tertarik)... agak panjang cz q copas dari buku ke 2 'Eldest'



Eragon - anak petani berusia lima belas tahun terkejut ketika menemukan batu biru mengilap di kawasan pegunungan Spine. Eragon membawa batu itu ke pertanian tempat ia tinggal bersama pamannya, Garrow, dan sepupunya, Roran. Garrow dan almarhumah istrinya, Marian, yang membesarkan Eragon. Tak ada yang tahu soal ayahnya; ibunya, Selena, adalah saudara Garrow dan tidak pernah terlihat lagi sejak Eragon lahir.

      Beberapa hari kemudian, batu itu menetas dan muncullah bayi naga. Ketika Eragon menyentuh anak naga berjenis kelamin betina itu, di telapak tangannya muncul tanda berwarna keperakan, dan terbentuklah ikatan tak terputuskan di antara pikiran mereka, membuat Eragon menjadi salah satu Penunggang Naga yang legendaris.

      Klan Penunggang Naga dibentuk ribuan tahun yang lalu setelah peperangan dahsyat kaum elf melawan bangsa naga, untuk memastikan takkan ada perselisihan di antara ras mereka lagi. Para Penunggang jadi penjaga perdamaian, pendidik, penyembuh, filsuf alamiah, dan pencipta mantra-mantra paling hebat--sebab bersatu dengan naga membuat penunggangnya menjadi penyihir. Di bawah bimbingan dan perlindungan mereka, negeri mengalami masa kejayaan.

      Ketika manusia tiba di Alagaesia, mereka juga bergabung dalam ordo elite ini. Setelah bertahun-tahun hidup dalam kedamaian, para Urgal yang mengerikan dan suka berperang membunuh naga yang ditunggangi manusia muda bernama Galbatorix. Dengan pikiran kacau akibat kesedihan yang luar biasa dan kemarahan karena para tetua menolak memberinya naga lagi, Galbatorix bertekad menghancurkan klan Penunggang.

      Ia mencuri seekor naga--yang dinamainya Shruikan dan dengan mantra-mantra hitam naga itu dipaksa membantunyadan mendirikan kelompok yang terdiri atas tiga belas pengkhianat: kaum Terkutuk. Dengan bantuan kaki-tangan yang kejam itu, Galbatorix menghancurkan klan Penunggang; membunuh pemimpin mereka, Vrael; dan menyatakan dirinya sebagai raja di Alagaesia. Dalam hal ini, Galbatorix tidak seratus persen berhasil, karena kaum elf dan kurcaci tetap bertahan di persembunyian rahasia mereka, dan beberapa manusia berhasil mendirikan negara yang independen, Surda, di selatan Alagaesia. Selama dua puluh tahun faksi-faksi ini melakukan perang dingin, setelah sebelumnya terjadi konflik terbuka selama delapan puluh tahun yang timbul akibat hancurnya klan Penunggang.

      Ke dalam situasi politik yang rapuh inilah Eragon tercebur. Ia takut nyawanya terancam--sudah menjadi rahasia umum bahwa Galbatorix membunuh Penunggang yang tidak mau bersumpah setia padanya--jadi Eragon menunggangi naganya, meninggalkan keluarganya sambil membesarkan makhluk itu. Selama masa ini, Eragon menamai naga itu Saphira, seperti nama naga yang disebut-sebut si pendongeng desa, Brom. Tak lama kemudian Roran meninggalkan pertanian untuk mencari pekerjaan yang akan membuatnya punya cukup uang untuk menikahi Katrina, putri si tukang daging.

      Ketika Saphira lebih tinggi daripada Eragon, dua makhluk asing yang berpenampilan bengis dan disebut Ra'zac tiba di Carvahall, mencari batu yang dulu merupakan telur berisi Saphira. Karena ketakutan, Saphira menculik Eragon dan terbang ke Spine. Eragon berhasil meyakinkan naga itu untuk kembali, namun rumahnya ternyata telah dihancurkan Ra'zac. Eragon menemukan Garrow di balik reruntuhan, disiksa habishabisan dan luka parah.

      Garrow meninggal tidak lama kemudian, dan Eragon bersumpah akan mencari dan membunuh Ra'zac. Eragon didatangi Brom, yang mengetahui keberadaan Saphira dan meminta Eragon memperbolehkannya menemaninya karena   alasan-alasan tertentu yang hanya diketahuinya sendiri. Setelah Eragon setuju, Brom memberinya pedang Zar'roc, yang dulu merupakan pedang Penunggang, walaupun ia tidak mau mengatakan bagaimana ia bisa memperolehnya.

      Eragon belajar banyak dari Brom selama perjalanan mereka, termasuk ilmu pedang dan sihir. Akhirnya, mereka kehilangan jejak Ra'zac dan mengunjungi kota Teirm, tempat teman lama Brom, Jeod, yang diyakininya dapat membantu menemukan buruan mereka.

      Di Teirm, ahli tanaman obat bernama Angela yang nyentrik memberitahukan takdir Eragon, meramalkan adanya kekuatan dahsyat yang berusaha menguasai nasibnya; kisah cinta dengan gadis bangsawan; fakta bahwa suatu hari nanti ia akan meninggalkan Alagaesia, dan takkan kembali; dan pengkhianatan anggota keluarganya sendiri. Teman Angela, Solembum si kucing jadi-jadian, juga memberi Eragon beberapa nasihat. Kemudian Eragon, Brom, dan Saphira berangkat ke DrasLeona, tempat mereka berharap bisa menemukan Ra'zac.

      Brom akhirnya mengungkapkan bahwa ia agen Varden--kelompok pemberontak yang bertujuan menumbangkan Galbatorix--dan bahwa ia selama ini bersembunyi di desa Eragon, menunggu munculnya Penunggang Naga baru. Brom juga menjelaskan bahwa dua puluh tahun yang lalu, ia dan Jeod mencuri telur Saphira dari Galbatorix. Ketika melakukannya, Brom membunuh Morzan, orang Terkutuk pertama dan terakhir. Hanya dua telur naga yang tersisa, keduanya masih dikuasai Galbatorix.

      Di dekat Dras-Leona, Ra'zac menghadang Eragon dan teman-temannya, dan Brom terluka parah ketika melindungi Eragon. Para Ra'zac itu diusir pemuda misterius bernama Murtagh, yang mengatakan sudah lama ia melacak Ra'zac. Brom meninggal keesokan malamnya. Sebelum mengembuskan napas terakhir, ia mengakui bahwa dulu ia Penunggang dan naganya yang terbunuh juga bernama Saphira. Eragon menguburkan Brom dalam makam yang terbuat dari batu pasir, yang diubah Saphira menjadi berlian mumi.

      Tanpa Brom, Eragon dan Saphira memutuskan bergabung dengan Varden. Karena nasib sial, Eragon tertangkap di kota Gil'ead dan dibawa menghadap Shade Durza, tangan kanan Galbatorix. Dengan bantuan Murtagh, Eragon melarikan diri dari penjara, sambil membawa Arya, elf tawanan yang tak sadarkan diri. Pada saat ini, Eragon dan Murtagh telah berteman baik.

      Dengan menggunakan pikirannya, Arya memberitahu Eragon bahwa ialah yang membawa telur Saphira bolak-balik antara kaum elf dan Varden, dengan harapan telur itu menetas untuk salah satu anak mereka. Namun, pada perjalanan terakhirnya, ia diserang Durza dan terpaksa mengirim telur tersebut ke tempat lain dengan sihir. Itulah penjelasan mengapa telur itu akhirnya sampai di tangan Eragon. Sekarang Arya terluka parah dan membutuklkan bantuan medis Varden. Dengan menggunakan gambaran-gambaran mental, elf itu memberitahu Eragon bagaimana menemukan kelompok pemberontak. Terjadilah perjalanan memburu waktu yang menegangkan. Eragon dan teman-temannya menempuh hampir empat ratus mil dalam delapan hari. Mereka dikejar segerombolan Urgal, yang menjebak mereka di Pegunungan Beor. Murtagh, yang tidak mau mendatangi Varden, terpaksa memberitahu Eragon bahwa ia putra Morzan.

      Tetapi Murtagh mencela perbuatan ayahnya dan meninggalkan Galbatorix untuk menjalani hidupnya sendiri. Ia menunjukkan pada Eragon luka besar di punggungnya, akibat lemparan pedang Morzan, Zar'roc, ketika ia masih kecil. Dengan begitu, Eragon jadi tahu pedangnya pernah dimiliki ayah Murtagh, yang mengkhianati klan Penunggang demi Galbatorix dan membunuh banyak mantan temannya.

      Tepat sebelum mereka dikalahkan Urgal, Eragon dan teman-temannya diselamatkan Varden, yang seolah muncul dari dalam batu. Ternyata para pemberontak bermarkas di Farthen Dur, pegunungan setinggi dan sepanjang sepuluh mil. Tempat tersebut juga menjadi ibukota kaum kurcaci, Tronjheim. Begitu berada di dalam, Eragon dibawa menghadap Ajihad, pemimpin Varden, sementara Murtagh ditawan karena orangtuanya. Ajihad menjelaskan banyak hal pada Eragon, termasuk bahwa Varden, elf, dan kurcaci sepakat jika Penunggang baru muncul, pemuda atau gadis itu awalnya akan dilatih Brom, lalu dikirim kepada para elf untuk menyelesaikan pendidikannya. Eragon sekarang harus memutuskan apakah akan mengikuti ketentuan ini atau tidak.

      Eragon bertemu raja kurcaci, Hrothgar, dan putri Ajihad, Nasuada; diuji si Kembar, dua penyihir botak dan kejam yang menjadi bawahan Ajihad; bertanding dengan Arya begitu elf itu sembuh; dan sekali lagi berhadapan dengan Angela dan Solembum, yang telah bergabung dengan Varden. Eragon dan Saphira juga memberkati salah satu bayi yatim piatu Varden.

      Keberadaan Eragon terusik berita datangnya pasukan Urgal melalui terowongan-terowongan kurcaci. Dalam pertempuran yang terjadi kemudian, Eragon terpisah dari Saphira dan terpaksa bertempur melawan Durza. Jauh lebih kuat daripada manusia mana pun, Durza dengan mudah mengalahkan Eragon, melukai punggungnya dari bahu sampai pinggul. Saat itulah Saphira dan Arya memecahkan atap ruangan--safir bintang selebar enam puluh kaki--mengalihkan perhatian Durza cukup lama sehingga Eragon bisa menikam jantungnya. Terbebas dari mantra Durza, para Urgal kembali ke terowongan.

      Sementara Eragon tergeletak tak sadarkan diri, secara telepatis ia dihubungi sosok yang menyebut dirinya sebagai Togira Ikonoka--si Cacat yang Utuh. Ia menawarkan jawaban bagi semua pertanyaan Eragon dan mendesak Eragon untuk mencarinya di Ellesmera, tempat tinggal para elf.

      Ketika siuman, Eragon mendapati bahwa, biarpun Angela sudah berusaha sekuat tenaga, di punggungnya tetap tersisa luka besar seperti Murtagh. Dengan kecewa ia juga menyadari bahwa ia berhasil membunuh Durza hanya karena nasib mujur dan ia amat membutuhkan pendidikan lebih lanjut.

      Dan di akhir Buku Satu, Eragon memutuskan bahwa, ya, ia akan menemukan Togira Ikonoka ini dan berguru padanya. Karena sekarang Takdir melaju kencang, suara perang bergema melintasi negeri, dan dengan cepat datanglah waktu bagi Eragon untuk maju dan menghadapi musuhnya yang sejati: Raia Galbatorix.


Komentar