(IThink) The Rise Of Nine




Judul : The Rise Of Nine
Pengarang : Pittacus Lore
Halaman : 404 halaman


Sinopsis :
Sebelum bertemu Nomor Empat, aku sendirian. Dalam pelarian. Sembunyi dan berjuang untuk bertahan.
Sekarang, kami mulai berkumpul. Satu demi satu. Bersama kami menjadi semakin kuat, meski mantra pelindung terpecahkan, dan Mogadorian bisa menghabisi kami tanpa harus sesuai urutan. Tetapi, kami terpaksa berpisah, untuk menemukan yang lain….

Aku ke Spanyol, menemukan Nomor Tujuh dan Nomor Sepuluh, anggota garde yang tersembunyi. John bertualang dengan nomor sembilan. Kini kami berpencar mencari yang lain. Tetapi Mogadorian juga mencari, dengan cara apa pun.....

Mereka membunuh Nomor Satu di Malaysia.
Nomor Dua di Inggris, dan Nomor Tiga di Kenya.
Mereka menangkapku di New York, tapi aku berhasil lari.
Mereka ingin menghabisi kami, tapi mereka harus berhadapan dengan kami terlebih dulu, Pewaris Pusaka Lorien.

IThink :
Curhat Dikit, kemarin q baru bilang sedang males buat ngapa-ngapain, termasuk mereview buku, tapi q pikir dari pada galau-galau memikirkan yang tidak pasti bikin semangat hidup drop, mending tetap melakukan hal yang menjadi kesenangan. Memang agak susah memulainya tapi q coba pelan-pelan membangkitkan semangat lagi. Apalagi sudah ada beberapa buku yang q selesai baca, rasanya sayang klo tidak dibahas ^^

Sekarang mau coba review buku ke-3 dari seri lanjutan I'm Number Four. Kenapa langsung buku ke-3?? Hihihihi sebenarnya q gak langsung lompat baca buku ke-3 kok tapi urut mulai dari no 1 - 2 - 3 hanya saja kedua buku sebelumnya sengaja tidak q review. Why? alasannya karena buku ke-1 q uda lama bacanya kalau mau di review sekarang uda agak-agak lupa sedangkan buku ke-2 q baca waktu q libur lebaran kemarin d jogja jadi klo mau mereview tanpa ada bukunya ditangan (buat mengingat-ingat lagi) takutnya gak valid hehehehe...

Agak perjuangan mendapatkan buku ini. Maklum keinginan membaca besar tapi budget minim hehehe... puter-puter berhari-hari mencari online shop yang jual buku ini dengan harga murah, second aja yang penting masih oke dan layak baca. Dulu sempat liat online shop yang menawarkan buku ini dengan harga 30rb tapi karena belum kepingin beli, q hanya liat sekilas tapi begitu uda pingin ehhhhh toh online shop susah amat dicarinya. Untungnya setalah perjuangan panjang ngubek2 facebook, akhirnya ketemu juga. Bukunya masih oke banget, uda dsampul plastik and dapat harga setengah dari harga asli *bahagianyaaaaa*

Yuks ah g pa-pa y qt langsung bahas buku ke-3. Kali ini petualangannya makin berwarna karena makin banyak tokoh yang muncul. Sudut pandang juga berubah-ubah tergantung tokoh yang sedang diceritakan (semoga tidak bingung y) walaupun pada sinopsis penuturan kisah dilihat dari sudut pandang no Enam. Selanjutnya para tokoh akan q sebut sesuai no gardenya y

Setelah Enam berhasil menemukan Tujuh dan Sepuluh (yups anggota ke sepuluh yang tidak pernah disangka-sangka ada) di Spanyol lengkap dengan pertempuruan melawan Mogadoria. Mereka melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat menuju india. Hal yang sangat beresiko bagi mereka berempat (tiga garde plus satu capen) karena jika para Mogadorian menyerang saat mereka berada pada ketinggian ribuan kaki, pasti mereka semua tewas. Tapi hanya ini cara yang bisa mereka tempuh untuk sampai ke India, tempat salah satu garde diperkirakan berada

Untungnya penerbangan mereka lancar, namun halangan justru datang saat mereka tiba di India, taksi yang mereka tumpangi dicegat orang-orang bersenjata. Ternyata orang-orang itu adalah pasukan garde Delapan, yang mereka percayai sebagai dewa Wisnu

Beralih kepada cerita Empat dan Sembilan yang lebih sering berselisih pendapat. Sejak Empat yang terpisah dari Sam saat menyerang gua Mogadorian, Empat trus bersikukuh untuk kembali menyelamatkan Sam tapi Sembilan yang sudah merasakan dipenjara dalam gua Mogadorian tahu bahwa sangat bahaya bagi mereka untuk kembali kesana tanpa kekuatan dan persiapan yang matang. Selain itu Setrakus Ra, Mogadorian terkuat sudah tiba kembali ke bumi. Karena itu para garde tidak boleh bertindak sembrono.

Kembali pada Enam, Tujuh dan Sepuluh yang menempuh perjalan jauh menggunakan truck untuk menemui Delapan. Perjalanan mereka tersendat karena diserang pihak musuh yang menginginkan Wisnu dan pengikutnya mati. Untungnya salah satu pusaka Tujuh berhasil menyelamatkan mereka saat diserang oleh roket

Mempertahankan diri dengan kemampuan yang belum berkembang sempurna, para garde mati-matian melawan para pemberontak. Bahkan saat situasi begitu genting, mereka harus menghadapai pengkhianat yang membuat situasi semakin sulit

Setalah perjuangan yang mematikan, mereka akhirnya tiba ditempat sang dewa Wisnu/ Delapan, namun untuk bertemu Delapan, masing-masing garde harus menghadapai ujian. Ujian-ujian ini adalah untuk meyakinkan Delapan bahwa mereka yang datang adalah benar-benar para garde.

Walau awalnya jengkel dengan ujian-ujian yang diberikan oleh Delapan tapi para garde paham pentingnya untuk selalu berhati-hati. Suasana kembali baik setelah mereka berkenalan dengan Delapan yang bersifat ceria dan menyenangkan

Ditempat lain, Empat dan Sembilan masih saja berdebat untuk kembali ke gua Mogadorian. Perdebatan baru berhenti saat mereka diserang, namun yang mengejutkan walau mereka diserang dengan senjata Mogadorian tapi yang melakukannya adalah orang-orang pemerintahan (FBI).

Berhasil meloloskan diri dari agen pemerintahan, Empat dan Sembilan akhirnya sepakat untuk mundur dan menunggu para garde berkumpul karena sekarang musuh mereka semakin banyak. Tidak hanya harus menghadapi Mogadorian, mereka juga harus melawan agen rahasia pemerintah.

Kembali kepada Delapan yang ternyata memiliki kemampuan teleportasi (bisa berpindah tempat) yang seharusnya memudahkan mereka untuk berpindah tempat dan berkumpul, namun sayangnya kemampuan itu hanya bisa dilakukan dengan jarak terbatas dan selama ini Delapan hanya melakukan teleportasi sendiri sehingga dia tidak yakin bisa melakukan teleportasi dengan membawa 3 garde lainnya. Tetapi ada jalan lain yang memungkinkan mereka semua berteleportasi yaitu melalui sebuah pintu di gua kuno Loric yang berhasil ditemukan oleh Delapan.

Sebelum sempat menguji keamanan pintu itu untuk berteleportasi, mereka sudah diserang oleh Mogadorian. Dalam perjuangan melawan serangan Mogadorian, capen Sepuluh yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri gugur. Saat kondisi semakin kritis, keempat garde terpaksa berteleportasi melalui pintu yang mereka temukan di gua.

Ditempat lain Empat dan Sembilan menemukan kegunaan tablet milik ayah Sam. Melalui tablet itu mereka bisa mengetahui posisi garde yang lain dan juga dua pesawat yang membawa mereka ke bumi. Melalui tablet itu juga mereka bisa tahu saat garde yang di India berpindah tempat (walau mereka bingung juga kenapa bisa berpindah ke belahan bumi yang lain dalam waktu sekejap). Setelah melihat posisi para garde dan mendapatkan visi yang sama dalam mimpi mereka, yang terus menyebutkan New Mexico, Empat dan Sembilan segera bergegas menuju barat.

Keempat garder yang berteleportasi terpisah saat proses perpindahan. Delapan, Tujuh dan Sembilan mendarat di Afrika sedangkan Enam terdampar digurun pasir New Mexico. Untungnya Sepuluh mempunyai kemampuan telepati sehingga Enam bisa memberitahukan posisinya walau tidak terlalu jelas. Kondisi Enam tidak terlalu baik karena tersesat di padang pasir yang panas dan tanpa air membuatnya sekarat, posisi Enam semakin tidak menguntungkan karena berada di dekat area rahasia pemerintah (yang juga bekerja sama dengan Mogadorian)

Dalam kondisi lemah, Enam berhasil ditangkap agen pemerintahan. Dengan segala tipu daya Enam dipaksa memberitahukan keberadaan garde yang lain. Setelah percobaan melarikan dirinya gagal, Enam kembali disekap dan ditempatkan disel yang sama dengan Sarah Hurt (pacar Empat). Ternyata selama ini Sarah juga diperdaya (mungkin dengan semacam serum seperti yang diberikan ke Enam?? jd bertanya-tanya habis gak dijelaskan sih) dan disekap oleh agen pemerintah

Delapan, Tujuh dan Sepuluh akhirnya berhasil menyusul Enam ke New Mexico, Sepuluh juga berhasil berkomunikasi dengan Empat melalui telepati. Seteleh mereka semua berkumpul dan menghalau pasukan yang menyerang mereka, para garde segera menuju terowongan tempat Enam sedang bertarung Setrakus Ra

Pertarungan melawan Setrakus Ra dan pasukan Mogadorian berlangsung sengit. Para garde terluka beberapa kali bahkan cukup fatal. Untunglah pusaka Tujuh dapat menyelamatkan mereka. Saat semua garde kembali bisa menggunakan pusakannya dan siap untuk bertarung, Setrakus Ra dan pasukannya justru menghilang.

Akhirnya para garde berkumpul (kecuali Lima) dan bersiap untuk pertarungan selanjutnya

Kesan :
  • Fiuhhhhhhhhh... akhirnya selesai juga... bused lama banget baru kelar (hampir sebulan) gara-gara mood sedang jelek... kayaknya hasilnya juga not good y hehehehe... g pa2 deh drpd g selesai-selesai
  • Buku ketiga ini agak lebih cepat alurnya dibanding buku ke-2 dan tetap penuh pertarungan. Kayaknya Mogadorian emang menyebar dimana-mana y dikit-dikit nyerang. Bikin hidup g tenang aja *apasih*
  • Tokohnya buanyakkkk.... ceritanya juga berganti-gantian tapi tidak susah dipahami
  • Bentuk tulisannya juga berbeda-beda untuk membedakan cerita dari sudut pandang siapa. Tapi karena tidak terbiasa dengan bentuk tulisan yang berbeda-beda dalam satu buku, jadi agak aneh juga y but its oke lah *gayane*
  • Setiap tokoh punya sifat yang berbeda-beda jadi rame. Seperti semua sifat manusia terwakili oleh para garde
  • Pusaka para garde tidak banyak dijelaskan fungsinya, apalagi yang bentuknya batu-batu kecil, kayaknya bakal gampang ilang deh, jadi kesannya ribet gak praktis
  • Empat dan Sembilan kebanyakan ribut-ribut jadi gemes. Tujuh dan Sepuluh tipe anak perempuan yang manis, pendiam tapi tangguh. Delapan bertipe ceria seperti teman yang menyenangkan. Kalau Enam jangan ditanya karena dia memang si gadis tangguh
  • Endingnya kurang cetar gara-gara Setrakus Ra nya kabur. Pingin tahu saat para garde menang tapi mungkin itu disimpan untuk buku terakhir y

Komentar